Mengapa perih ketika menapak?
Mengapa tercekat ketika bersuara?
Mengapa sakit ketika menatap?
Mengapa orang itu harus kamu, dan aku adalah aku?
Pergi ke dunia Lucy
Tapi aku tidak ingin langit warna marmalade
Aku mau fuchsia
Tapi aku tidak ingin pohon tangerine
Aku mau strawberry
Bagaimana kalau kita pergi ke ladang strawberry saja?
Karena....
Strawberry fields forever..
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Langkahku terbiasa cepat
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Kini melambat
Tap
Tap
Tap
Tap
Ritmenya semakin m e l a m b a t
Sunday, September 14, 2008
Saturday, September 6, 2008
Waktu Kecil
Sekarang umur saya 18 dan saya rindu masa kecil saya. Waktu kecil banyak sekali pemikiran-pemikiran bodoh di kepala saya. Naif sekali memeng anak kecil. Dulu saya sangat suka nonton Power Ranger dan saya berpikir bahwa wujud dari Tuhan saya, Allah SWT, adalah seperti si Zordon. hahaha..
Waktu kecil saya suka sekali perpaduan warna ungu dan oranye. Wah norak banget ya.. Saya juga sekali dengan angka 4. Gak ada alasan rasional untuk itu. Waktu kecil saya suka ikut lomba gambar, tapi giliran pengumuman pemenang saya lebih suka ngeloyor pulang karena saya tidak suka kalau tidak keluar sebagai pemenang. WEW.
Saya pernah benar-benar merasa spesial, ketika itu umur saya 3 tahun, saya menemani papa ke Bank Bukopin. Papa mau mengajukan pinjaman untuk usaha barunya. Di parkiran, Papa mengangkat tubuh saya dan meletakkannya di atas kap mobil. Duh senangnya jadi anak paling spesialnya si Papa. Saya merasa seperti adegannya Leonardo di Caprio 'I'm the king of the World'. Hehe.
Pernah waktu itu Kami sekeluarga pergi ke Plaza Indonesia, saya dan Lia pengen dibelikan mainan, tapi Papa gak punya cukup uang untuk itu. Mainan disana terlalu mahal buat kami. Lalu ketika pulang ada stand pameran yang mau tutup, terus papa bilang ke petugas stand itu, dia mau beli semua balon gas yang ada di situ. Saya dan Lia senang sekali. Balonnya bagus, warna pink bahannya yang mengkilat-mengkilat itu. Pas pulang balonnya kita simpan di bagasi mobil, habisnya gak muat klo ditaro di depan.
Pas hari Minggu, Mama suka masak Teriyaki. Enak banget.. Soalnya saya dan Lia dari hari Senin sampai Sabtu palingan cuma makan tempe sama sayur bayem. Kadang-kadang kita suka pergi ke Senayan buat jalan pagi, saya dan Lia main sepeda. Sepeda saya warnanya oranye bergambar piyo-lho..
Kakak kelas aya waktu TK pernah mendoktrin saya, dia bilang boneka-boneka mainan itu kalau malam bisa hidup dan mereka berusaha menguasai dunia. Hal itu membuat saya ketakutan sama boneka seharian. Tapi untung ada eyang putri saya, beliau menenangkan saya. Beliau bilang, berdoa aja, biar gak ada yang jahat-jahat. Kalau malam, sembari menunggu dijemput orang tua saya yang bekerja, eyang Mia (saya menyebutnya begitu) suka mendongengi saya cerita-cerita semacam cinderella dan bawang merah bawang putih. Kalau lagi sore-sore, kita suka berebutan TV, saya mau nonton sailormoon, eyang maunya nonton Maria Mercedes.
Eyang kakung saya pernah membuat sedikit kesalahan, beliau waktu itu menggunting kuku saya sampai berdarah, dan itu membuat saya sampai sekarang tidak suka memotong kuku dan lebih suka menggigitinya. Tapi eyang kung baik, beliau suka membelikan saya buku cerita. Selalu. Beliau tidak pernah membelikan saya mainan, tapi lebih suka membelikan buku. Beliaulah yang menumbuhkan minat baca pada diri saya. Oh iya, eyang kung itu dulu PNS di Depnaker. Yah.. bisa dibilang pendukung Golkar. Memang pada saat itu semua PNS begitu kan? Eyang kung suka mendongengi saya tentang Golkar. Terdengar aneh? Ya, tentu saja.
Ada satu lagi pemikiran aneh saya waktu kecil. Dulu sya berpikir, semakin sering kita keramas, akan semakin memanjang rambut kita. Dulu juga saya menganggap kuteks adalah barang haram. APAAA COBAAA?
Rasanya aneh juga menceritakan sedikit dari masa kecil saya yang penuh warna itu. :)
Saya pernah benar-benar merasa spesial, ketika itu umur saya 3 tahun, saya menemani papa ke Bank Bukopin. Papa mau mengajukan pinjaman untuk usaha barunya. Di parkiran, Papa mengangkat tubuh saya dan meletakkannya di atas kap mobil. Duh senangnya jadi anak paling spesialnya si Papa. Saya merasa seperti adegannya Leonardo di Caprio 'I'm the king of the World'. Hehe.
Pernah waktu itu Kami sekeluarga pergi ke Plaza Indonesia, saya dan Lia pengen dibelikan mainan, tapi Papa gak punya cukup uang untuk itu. Mainan disana terlalu mahal buat kami. Lalu ketika pulang ada stand pameran yang mau tutup, terus papa bilang ke petugas stand itu, dia mau beli semua balon gas yang ada di situ. Saya dan Lia senang sekali. Balonnya bagus, warna pink bahannya yang mengkilat-mengkilat itu. Pas pulang balonnya kita simpan di bagasi mobil, habisnya gak muat klo ditaro di depan.
Pas hari Minggu, Mama suka masak Teriyaki. Enak banget.. Soalnya saya dan Lia dari hari Senin sampai Sabtu palingan cuma makan tempe sama sayur bayem. Kadang-kadang kita suka pergi ke Senayan buat jalan pagi, saya dan Lia main sepeda. Sepeda saya warnanya oranye bergambar piyo-lho..
Kakak kelas aya waktu TK pernah mendoktrin saya, dia bilang boneka-boneka mainan itu kalau malam bisa hidup dan mereka berusaha menguasai dunia. Hal itu membuat saya ketakutan sama boneka seharian. Tapi untung ada eyang putri saya, beliau menenangkan saya. Beliau bilang, berdoa aja, biar gak ada yang jahat-jahat. Kalau malam, sembari menunggu dijemput orang tua saya yang bekerja, eyang Mia (saya menyebutnya begitu) suka mendongengi saya cerita-cerita semacam cinderella dan bawang merah bawang putih. Kalau lagi sore-sore, kita suka berebutan TV, saya mau nonton sailormoon, eyang maunya nonton Maria Mercedes.
Eyang kakung saya pernah membuat sedikit kesalahan, beliau waktu itu menggunting kuku saya sampai berdarah, dan itu membuat saya sampai sekarang tidak suka memotong kuku dan lebih suka menggigitinya. Tapi eyang kung baik, beliau suka membelikan saya buku cerita. Selalu. Beliau tidak pernah membelikan saya mainan, tapi lebih suka membelikan buku. Beliaulah yang menumbuhkan minat baca pada diri saya. Oh iya, eyang kung itu dulu PNS di Depnaker. Yah.. bisa dibilang pendukung Golkar. Memang pada saat itu semua PNS begitu kan? Eyang kung suka mendongengi saya tentang Golkar. Terdengar aneh? Ya, tentu saja.
Ada satu lagi pemikiran aneh saya waktu kecil. Dulu sya berpikir, semakin sering kita keramas, akan semakin memanjang rambut kita. Dulu juga saya menganggap kuteks adalah barang haram. APAAA COBAAA?
Rasanya aneh juga menceritakan sedikit dari masa kecil saya yang penuh warna itu. :)
Monday, September 1, 2008
Puisi tentang Perasaan Saya Sekarang
La la la
Senyum mu semanis gula
Li li li
Ingin kubuat jadi gulali
Pa ri ram
Makanya jangan muram
Tak tik tuk
Suara jam dinding
Wer wer wer
Angin kecang sekali
Tuk tuk tuk
Pensilku beradu
Dag dig dug
Kapan tugasku selesai?
ZZZ ZZZ ZZZ
Tertidur
Aku mau minum tes manis
Cangkir
Cangkir
Cangkir
Cangkir
Air
Air
Air
Teh
Teh
Gula
Tidak ada sendok?
Ah tidak jadi
Tidak diaduk, tidak enak
Buatmu saja
Madhatter mengundangmu minum teh bersamanya
Tapi kau tolak
Kau pikir kau lebih baik darinya
Padahal kau sendiri sinting
Mengapa kau selalu menganggap dirimu waras?
Senyum mu semanis gula
Li li li
Ingin kubuat jadi gulali
Pa ri ram
Makanya jangan muram
Tak tik tuk
Suara jam dinding
Wer wer wer
Angin kecang sekali
Tuk tuk tuk
Pensilku beradu
Dag dig dug
Kapan tugasku selesai?
ZZZ ZZZ ZZZ
Tertidur
Aku mau minum tes manis
Cangkir
Cangkir
Cangkir
Cangkir
Air
Air
Air
Teh
Teh
Gula
Tidak ada sendok?
Ah tidak jadi
Tidak diaduk, tidak enak
Buatmu saja
Madhatter mengundangmu minum teh bersamanya
Tapi kau tolak
Kau pikir kau lebih baik darinya
Padahal kau sendiri sinting
Mengapa kau selalu menganggap dirimu waras?
Subscribe to:
Posts (Atom)