Thursday, August 21, 2008

Puisi Oz

Keriaan
Suka cita
Gempita
Apa kita baru sampai?
Apa ini Oz?


Menghadang ladang
Melawan awan
Menerka mega
Memunggungi pelangi
Itukah kau?

Awan itu membentuk sesosok paras
Siapakah itu?
Kau kah itu?
Atau hanya imajiku?

Thursday, August 7, 2008

Bersalah

Saya gak pernah benar-benar merasa bersalah seperti ini. Jadi ceritanya begini, kemarin, saya sarapan di kedai koboi yang letaknya dekat dari kos saya. Makan lontong kari cuma 4000! Murah khan.. Pas lagi makan, tiba-tiba datang seorang mbak-mbak yang juga mau beli makanan, mbak itu memakai kerudung. Lalu sepintas saya melihat ada sejumput rambut di sekat pelipisnya. Merasa sebagai saudara sesama muslim yang baik, saya pun memberinya kode dengan menuntuk pelipis saya serasa berbisik, "keluar mbak". Dan mbak itu pun langsung mencoba merapikannya. Namun ternya itu bukanlah rambut, melainkan tanda lahir berupa tompel. Astagfirullah.. Demi Allah saya gak ada maksud sama sekali. Dan kini saya benar-benar merasa bersalah. Padahal khan saya juga punya tompel..
Teman-teman saya yang saya ceritakan tentang hal itu malah menakut-nakuti saya.
Fatchi: Wah parah lo Tom, jangan-jangan itu senior kita! Abis lo!
Ardian: Mampus lo Tom, bisa jadi itu anaknya Rektor!
Dimana pun mbak berada, apabila mbak membaca tulisan ini, saya mengucapkan maaf yang sedalam-dalamnya..

Lia dan Saya


Crocs



Kemeja



Sepatu sekolah/ kuliah



Kutek



Yang diatas itu ada beberapa barang milik Kami. Memperlihatkan beberapa perbedaan yang jelas diantara Kami, barang milik saya di sebelah kanan, punya Lia di sebelah kiri.

Bedanya saya dan adik saya terlihat jelas dari bentuk tubuh, dia kurus dan saya tidak। Dan Lia (nama adik saya) lebih girlie dibanding saya yang berantakan ini। Terkadang kita membeli barang yang mereknya sama, tapi tetep aja beda. Si Lia ini anaknya manis, dia disukai sama temen-temennya eyang saya. Mereka bilang dia cantik dan dagunya lancip, memang kriteria cantik jaman film TIGA DARA (60s banget)

Pernah suatu kali ketika banyak teman eyang saya bertandang ke rumah, mereka menyapa saya dan berkata, "Oh ini cucunya Bu Lien toh.. manis ya..". Lalu ketika mereka melihat Lia mereka berkata, "Wah, yang ini lebih manis.. waduh.. ayu tenan.."
OK terserah lah

Awan Fantasi


Burung / Buaya gendut lagi berdiri



Kuda Nil

Ini adalah beberapa foto-foto awan yang berbentuk mirip (atau hanya fantasi saya?) bentuk bintang. Footo-foto ini diambil di Tol Cipularang ketika saya berangkat untuk menetap di Bandung.





Monday, August 4, 2008

Karaoke Karaoke

Beberapa hari yang lalu, akhirnya tibalah penyelamat hidup saya yang sepi di Bandung Kota Gaul ini. Penyelamat itu tak lain tak bukan adalah kedua teman SMA saya Risyad (Ichad) dan Azalia (Jaja). O iya si Jaja Alhamdulillah daper FTI ITB, gak sia-sia deh dia di asrama 2 bulan, hehe.

Kita akhirnya memutuskan buat karokean di Inulvista PVJ. Tadinya udah siap-siap aja ngeluarin duit 60ribu, tapi ternyata ada program Happy Hour, jadi Cuma ngeluarin 25 ribu deh. Wah asik banget deh karoken, jadi lupa semua masalah.

Playlist nya adalah sebagai berikut:

  1. Sadis
  2. Wonderwoman
  3. Kuingat Kamu
  4. Racun Dunia
  5. Lagunya D’masiv yang terkenal itu, saya lupa judulnya (Ichad yang mau)
  6. Carnival
  7. Setengah Lima
  8. With You (Ichad yang mau)
  9. Shape of my heart (saya yang mau banget, hehe)
  10. Way back in to love (kesepakatan bersama)

Karokeaan emang asik banget, gak perduli suara kita jelek, lagunya norak, yang penting kita semua bias senang-senang. Kalo mau pada karokean ajak saya yah!

Saturday, August 2, 2008

Arti Mimpi

Sekarang saya sudah menetap di Bandung loh. Tadinya saya pikir ini akan sangat menyenangkan, tapi nyatanya saya sangat kesepian. Itu dikarenakan teman-teman saya belum pada pindah kesini. Dua hari yang lalu, saya bermimpi seekor burung nasar yang jelek terbang di atas saya, berputar-putar, lalu mematuki kepala saya hingga berdarah. Dan saya terbangun.

Saya penasaran sekali kira-kira apa ya arti dari mimpi saya itu..
Hari ini saya baru tahu artinya. Begini ceritanya.

Pagi ini saya dan teman saya, Ghina (anak Bintang Merah ) dan temannya, Aji (temen baru nih, anak FTI) jalan-jalan ke sekitar ITB. Terus kita lewat daerah pepohonan yang banyak burungnya, dimana bercak-bercak putih tersebar di sepanjang trotoar. Lalu *Ceprot* jatuh di kepala. Saya pun bertanya sama si Ghina, “Ghin, apa tuh, tokai burung bukan?”. Kata si Ghina, “Bukan kok, Tom”

Lalu kami meluncur ke Ciwalk guna mencari free hotspot, maklum kedua temen saya ini Laptoppers. Ketika saya bertanya kepada sama security kira-kira dimana restoran yang ada internet gratisnya, si Ghina megang-megang rambut saya sambil berkata, “Tom, yang tadi ternyata beneran tai burung”


S I A L

Lalu saya dan Ghina berlari ke toilet, mau ngebersihin nih rambut. Keparatnya lagi ada serombongan genk cheerleader yang mau tampil di selasar Ciwalk lagi make-up-an. WTH? Lalu kami nyari toilet yang lainnya.. Dan… Ada genk cheerleader lainya lagi menguasai wastafel. Ohhh nooooooo.

Lalu dengan muka tembok saya ikutan nimbrung sambil nyuci rambut di wastafel pake sabun cuci tangan. Pas ngelyat kaca, keliatan tampang-tampang nyinyir anak cheers. Ih jijik banget sih nih cewek. Lalu berpandangan ke sesama anak cheers yang lain, mungkin mereka menjuluki saya sebagai ‘cewek-gila-yang-rambutnya-kena-tai-burung’.

Bodo amatlah. Dan dengan bodoh nya saya mengeringkan rambut dengan pengering tangan…….

Lalu kembali ke J। Co. tempat teman-teman yang lain menunggu, dengan tanpa rasa bersalah.

Jadi ya kira-kira arti mimpi itu adalah:

Beware of bird’s shit



Puisi Terasing di Bandung

Sepi

Rasanya seperti

Mati suri

Lagu setengah lima-nya SORE

Mengalun sepanjang

Sore

Malam

Pagi

Siang

Sore lagi

Dan hanya bergema



Aku

Aku

Sepi

Sepi

Bingung

Bingung

Hanya gema yang menemani



Matahari terbit di Rawamangun

Matahari sepenggalah di Salemba

Terik sekali di Senen

Menyengat di atap Gunung Agung Kwitang

Hormat sejenak kepada Pak Tani

Meredup di Matraman

Menemani Diponegoro sambil santai di Taman Suropati

Bergerak ke Metropole

Berjingkat kecil di jalan Surabaya

Lalu terbenam kembali di Rawamangun

Jakarta memang tempat matahari menjelajah