"Teteh itu hebat, Teteh tahu bakat Teteh apa dan Teteh berusaha keras untuk menggapai mimpi Teteh"
Caca
Saya tidak pernah merasa berguna untuk orang lain, jangankan itu, bahkan merasa penuh pun tidak. Lantas apa yang mesti dibagikan? Tidak ada yang lebih. Jelas itu dikarenakan ada lubang di dasar paling dalam, yang terus-menerus menggerogoti mengambil alih bagian dari diri saya. Keping demi keping, sedikit demi sedikit. Hingga membuat diri saya ringsek, bobrok. Kebolongan itu lantas dijejali setan dan malaikat bersamaan. Pusing hendak mendengar celotehan yang mana, keduanya saling bersahutan tidak memberikan saya jeda.
Tapi sepupu kecil yang berusia 10 tahun itu bisa mengucapkan kata-kata yang membuat saya ingin menjadi lebih baik, hingga mulai menambal lubang dengan sekuat tenaga. Karena, jika saya bisa menjadi lebih baik, ia pun akan berusaha menjadi yang terbaik.
Kakak Caca itu cantik, rambutnya digerai saja. Tidak ada yang bisa melarang kakak Caca untuk menjadi diri kakak Caca yang sebenar-benarnya.
No comments:
Post a Comment