Grebeg Maulud
Cara. Ada banyak cara Tuhan memberikan kita bantuan. Tertulis. Sepertinya, semua cara itu sudah tertulis. Sejak kita lahir. Seperti yang saya juga imani, yaitu tentang keberadaan qada dan qadar tentang nasib kita dan juga ketentuan-ketentuan-Nya.
Jadi begini, minggu kemaren saya baru aja nonton Slumdog Millionaire. Good movie. Film itu berkisah tentang seseorang yang dicurigai karena bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan pada kuis 'Who Wants to be a Millionaire?'. Padahal ia bisa menjawab semua pertanyaan itu dikarenakan pengalaman hidup. Itu seperti semua tabungan ilmu pengetahuan yang ia dapatkan disepanjang hidunya. Padahal ia bukan orang yang berpendidikan, namun takdir membawanya untuk mengumpulkan banyak informasi, sehingga berguna pada suatu hari.
Hal seperti ini pernah terjadi kepada diri saya. Saat Ujian Saringan Masuk FSRD ITB tahun lalu. Sama seperti di film itu. Ketika saya berusaha menjawab soal gambar suasana, di dalam otak saya, saya seperti membuka file-file. Seperti flashback. Saat itu soal yang diberikan adalah: Gambarkan suasana disebuah acara spiritual dalam 2 bidang gambar. Gambarkanlah kejadian-kejadian yang paling menarik. Sejenak otak saya berputar menarik kembali ke beberapa minggu sebelumnya. Saat saya sedang duduk-duduk di ruang depan bimbingan belajar, saat itu televisi menayangkan berita mengenai puncak acara Sekaten di Jogja, sebuatnya adalah Grebeg Maulud. Acara itu dilaksanakan guna memperingati hari lahir Rasulullah, namun kental dengan tradisi Jawa. Puncak acara tersebut adalah keriuhan masyarakat yang berebutan gunungan sayur-mayur dan buah yang dipercaya dapat memberikan kemakmuran kepada sang empunya. Saat itu, Mas Bowo, Pegawai Bintang merah bilang ke saya, "Sartom, itu tuh tonton beritanya.. Siapa tau keluar di USM." Lalu saya pun memperhatikan berita itu dengan seksama.
Lain hari, guru menggambar saya di Bintang merah, Mas Mamat memberikan soal gambar suasana. Saat itu saya memintanya untuk membuatkan saya soal supaya saya bisa latihan lebih banyak menjelang USM. Mas Mamat memberikan saya soal mengenai jatuhnya pesawat terbang di bandara Adisucipto Yogyakarta. Menurut saya, soal yang diberikan agak janggal, dikarenakan saat itu, berita yang sedang marak adalah berita tentang jatuhnya pesawat di Batam. Kenapa juga ya Mas Mamat malah ngasih soal pesawat jatoh di Jogja? Dikarenakan soal itu, saya jadi mencari tahu banyak mengenai logo Pemda Yogyakarta, logo Dagadu, pakaian beskap dan banyak hal lain yang khas dari Yogyakarta. Pernah juga Mas Mamat memberikan studi mengenai logo-logo, akhirnya saya pun berlatih menggambar logo televisi swasta, yaitu Globaltv.
Di hari USM itu, semua tabungan informasi itu, menjadi sebuah bantuan paling besar dalam hidup saya. Saya menggambar suasana Grebeg Maulud di Yogyakarta. Ceritanya ada orang orang yang sedang berebutan mengambil gunungan sayur-mayur, saling menaiki pundak temanya. Lalu ada yang paling rakus, sampai memakai tas ransel guna meraup semua sayur-mayur yang dipercaya membawa kemakmuran tersebut. Sayangnya ternyata tasnya bocor. Semua sayuran tadi tumpah ruah, lalu dipunguti massa yang ada disana. Lalu pada bagian paling depan di gambar tersebut ada seorang tokoh yang paling kuat dalam cerita tersebut. Sesorang yang memegang pisau lipat. Orang yang merobek tas orang rakus tadi. Semua logo-logo yang pernah saya pelajari seperti logo Pemda Jogja dan logo kaos Dagadu menjadi identitas kuat lokasi dilaksanakannya acara tersebut. Selain itu logo Globaltv tadi saya tempatkan pada topi seorang reporter berkamera yang meliput acara tersebut.
Jadilah sebuah gambar suasana yang penuh informasi, seperti yang saya secara tidak sadar, telah saya tabung dari jauh-jauh hari. Inilah salah satu dari yang namanya takdir, itu semua sudah tertulis, Tuhan tahu kapan saat kita membutuhkanNya. Tuhan tahu bagaimana cara menolong kita. Semua yang kita jalani sampai hari ini telah tertulis dalam sebuah halaman yang telah Ia tuliskan. Ya kira-kira gitu deh.. :)