Monday, December 21, 2009

Menghapus

Saya baru sadar, kalau ada barang di tempat pensil kita yang paling sering hilang dan paling sering kamu beli lagi, pasti penghapus.

Kenapa penghapus? Karena kita sering melakukan kesalahan, dan menghapus adalah shortcut untuk memperbaikinya. Tapi sadar gak kita, setiap menghapus, pasti ada sesuatu yang terkikis dan berkurang. Misalnya kertas yang kamu hapus jadi semakin tipis, atau pengapus kamu juga semakin kecil. Tidak ada yang tidak berkurang, tidak ada yang sama seperti sebelum kesalahan itu terjadi. Sama saja seperti ketika kamu menggali lubang, setiap menggali lubang, pasti ada tanah yang keluar dan harus di tempatkan di tempat lain. Jadi inti nya: Ada yang hilang dan ada yang timbul. Sama seperti negatif dan positif.

Mengapa kita sering menghapus? Karena kita suka kurang pertimbangan..? Mungkin.. Bisa juga karena kita tidak suka menanggulangi yang ada, contohnya: Kita lebih suka mentip-ex dari pada mencoretnya. Tapi apakah tulisan yang salah itu benar-benar hilang? Tidak, yang ada hanyalah warna putih palsu yang berbeda dengan warna kertas. Tapi kita lebih suka berpura-pura menganggap kalau tidak pernah ada tulisan disana dan menimpa putih yang baru tersebut.

Hidup itu tidak sama seperti tindakan-tindakan yang kita lakukan di komputer. Undo. Delete. Tidak seperti itu, lebih seperti. Face it kalau kita melakukan kesalahan, dan emang gak ada yang bisa kembali sediakala tanpa cacat. Menghilangkan memori buruk. Membuang pikiran buruk tentang sikap atau kejadian. Bukannya tidak butuh penghapus, tapi sebersih apakah penghapus itu berfungsi? Pasti tidak akan seputih kertas itu dulu, pasti ada yang terkikis, sakit. Kita manusia seperti kertas, merasakan setiap tinta atau grafit yang pernah di toreh. Dan untuk menghapusnya, tidak semudah Undo.

1 comment:

harunsaurus said...

permohonan akhir tahun:
"God, please enable the Ctrl+Z function in my life."