Derai dari badai adalah kau wahai
Penerjang badai
Girang dari terang
Adalah kau seorang
Kelu dari Kelabu
Adalah kau rinduku
Senandung rumput mengisi siang itu
Bersamanya, aku dibawa ke suatu tempat
Ya, cukup jauh
Tanpa tersadar, ternyata tempat itu adalah
Suatu ruang dihatiku
Jadikanlah aku derai dalam tawamu
Jadikanlah aku riang dalam senangmu
Tapi jangan jadikan aku getir dari bencimu
Dan jangan jadikan aku kelu pada risaumu
Saat langit mendung selimuti kotanya
Gadis itu bersandar pada pohon beringin tua di tengah
Tempat ia biasa menggembalakan domba-domba kesayangannya
Pikirannya tertuju kepada pujaan hatinya
Seorangpenjagal di tempat penjagalan hewan di kotanya
Kini ada suatu konflik di bathinnya
'Akankah kukorbankan kesayanganku untuk dapatkan
perhatiannya?
Terlalu naifkah aku berharap?
Apakah ia akan menyadari keberadaanku?'
Tiba-tiba gadis itu mendengar bisikan jawaban dari beringin tua,
'Ikutilah kata hatimu?'
Kulihat pelangi di atas awan
Warnanya
Jingga
Kuning
Hijau
Nila
Ungu
Loh? Dimana merah dan biru?
Di senyummu aku tahu, kau yang ambil, bukan?
Merah untkku dan biru untumu
Warnai kanvas kita dengan warna-warna ciptaan ilahi
Lalu kembalikan lagi!
Karena itu tidaklah kekal
Tak ada yang kekal
Tapi akan kusimpan lukisan itu
Tepat di hatiku
No comments:
Post a Comment