Tuesday, January 1, 2008

Euphoria Makanan

Burger King layaknya bintang baru di jagat Jakarta ini. Yah seperti masa-masa Bread talk dan J.co. Orang-orang rela mengantri hingga panjang antriannya itu bukan kepalang. Orang Indonesia emang tabiatnya begitu. Saya juga tidak menampiknya. Namun apakah faktor yang membuat makanan-makanan tersebut begitu laku di pasaran? Jawabannya adalah INOVASI. Diketik dengan huruf kapital supaya lebih dramatis.

Mari kita ulas satu persatu.

Bread talk. Kenapa kita suka bread talk? Karena kita sudah bosan makan sari roti yang isinya tidak pernah berubah dari saya SD. Paling isinya coklat, mocca, keju, srikaya. Makanya ketika Bread talk muncul dengan roti yang isinya semacam mayonnaise dan ditaburi abon, kita semua langsung beralih kepadanya. Hey, Bagaimana kalau kita mulai memasarkan roti isi dendeng balado? Siapa tahu laku.

Dan ada satu lagi yan membuat Bread talk laku. Merk dagangnya menjual. Bread talk=Roti berbicara, sukses membuat kita semua penasaran. Seperti apa sih roti yang bisa berbicara. Mungkin seperti ini, "Hai, nama saya Robon Roti Abon. Apakah kamu suka rambut saya yang baru di highlight coklat? Rasanya seperti daging sapi loo". Jelas saja merk dagang seperti Sari Roti akan kalah pamor. Karena tidak membuat penasaran calon pembeli, namanya saja langsung disebutkan. Hehe.

J.co. J.co jelas bisa mengungguli Dunkin. Karena mereka membuat inovasi menghilangkan bau amis di donat dunkin yang biasa kita makan. Belum lagi toppingnya bermacam-macam. Tidak hanya taburan meses warna-warni yang kita biasanya kita temukan. Selain itu kita juga bisa mengintip dapur pembuatan J.co. Jadi kita bisa tahu apakah pembuatan donat itu higienis atau tidak. Dimasukin ikan asin atau tidak. Ya jelas enggalahh.. khan ga amis. Dan yang paling penting (engga juga sih), ada kata kerja yang bisa menjelaskan kalau kita sedang makan J.CO donat. JCOING (nyeko). Coba bayangkan kalau dunkin donat. Jadi DUNKINING (ngedankin). Ga enak khan? Atau country donat. Jadi COUNTRYING (ngauntri). Nanti kita malah disangka penggemar musik country seperti Om Tantowi lagi.

Dan yang paling mutakhir adalah Burger King. Sebenarnya burger ini sudah ada dari jaman nyokap kita masih gaul. Tapi tidak begitu laku katanya…

Burger King dagingnya lebih tebal. Pastinya.. Burger king ada variasi saosnya. Bisa black pepper, mushroom, atau teriyaki. Jelas lebih ciamik dibandingkan cheeseburger yang udah kita hapal banget isinya. Sebenarnya saya suka Mc D. Harganya lebih enak di kantong dibandingkan Burger King. Tapi siapa yang tahan dengan dekorasi nuansa merah, kuning, putih itu? Sudah tidak relevan lagi sekorasi macam itu. Coba bandingkan dengan dekorasi Burger King yang bernuasansa kecoklatan, rasanya pasti lebih nyaman. Sedikit saran untuk Ronald : Ronald, kamu butuh fashion stylish baru.

Tapi yang saya suka dengan keramahan dan rasa pengertiannya Mc D yang membiarkan saya nongkrong disana selama 1 jam untuk menunggu teman-teman saya, dengan hanya bermodal sundaes. Kalau kata temen saya, Nana, untung lo ga diusir, Tom!

Walupun alasan panjang telah dipaparkan, kita tetap tidak bisa menampik sebenarnya kita udik kalau ada makanan baru. Hehe.

2 comments:

ocha's blog said...

haha

baca blog lo gw jadi laper nih..

tapi emang bener y apa yang lo bilang,

roti isi dendeng baladony kayaknya bakal gw coba deh..
:p

Arimbi said...

haha kocak lu. eh tp jgn salah, oom mcdonald jg udah mengikuti perkembangan jaman loh. buktinya outlet2 baru (mcd kemang abis renov, mcd duren sawit yg baru dan gaul << temen2 gw nyembutnya McG, McGaul karna ciamik punya) udah bernuansa minimalis ok, gak kuning ngejreng2 eh ada si om ronald nya duduk di depan bangku dgn muka girang.