Saturday, December 15, 2007

Hari Pahlawan?

Berikut adalah beberapa cuplikan kejadian yang membuat hati saya miris ketika Hari Pahlawan 2007. Tentunya tanggal 10 November.

Pagi itu saya berangkat dari Rawamangun ke tempat les menggambar di daerah Kalibata. Sesampai di Kalibata Raya perjalanan saya terhabat cukup lama dikarenakan iring-iringan RI-1 dan RI-2 yang begitu panjang. Mungkin saya menghabiskan waktu disitu hingga 30 menit. Lama sekali dan cukup membuat hati dongkol. Baru saya ingat bahwa Hari itu adalah tanggal10, maklum soalnya saya jarang lihat tanggalan. Setelah rombongan presiden dan wapres lewat, baru terlihat beberapa kakek-kakek veteran jalan tergopoh-gopoh, pastinya mereka semua baru saja apel bersama presiden di taman makam pahlawan. Begitu bangganya mereka mengenakan topi kuning dan seragam veteran itu. Walaupun tubuh tak lagi gagah, namun sosok pahlawan masih terlihat jelas bagi saya.

Kejadian itu agaknya cukup membuat saya berpikir bahwa Bangsa ini rupanya kurang menghargai keberadaan Veteran Perang. Begitu nikmatnya Presiden dan rombongannya duduk di dalam mobil mewah, sementara kakek2 Veteran yang lain hanya bisa berjalan kaki. Tidak ada fasilitas yang mempermudah para kake-kakek itu untuk mengikuti apel. Tidak ada transportasi. Tapi , mereka semua tetap antusias dengan diadakannya apel untuk menghormati jasa mereka dan mengenang kawan seperjuangan mereka yang telah lebih dulu menghadap Tuhan. Apakah kita antusias? Apakah kita ingat tanggal berapakah dirayakannya hari pahlawan? Saya yakin diantara kita masih ada yang lupa.

Apa yang bisa kita lakukan? Mungkin sangat klise apabila Saya berkata kepada Anda untuk melanjutkan perjuangan mereka, maka itu saya tidak akan mengutarakan hal tersebut. Sangat simpel, Saya hanya menyarankan Anda sekalian untuk berdo'a dengan khusu' ketika upacara bendera. Saya yakin diantara Anda sekalian pasti banyak yang menganggap bagian mengheningkan cipta itu hanyalah hal sepele. Namun, apabila kita bahkan tidak mau mendo'akan mereka, betapa tidak tahu terima kasihnya kita. Congkak sekali kita, bila kita merasa kalau semua yang kita dapatkan selama ini adalah dikarenakan kehebatan kita sendiri. Selain berdo'a mungkin kita bisa menyisihkan sedikit uang kita bagi Mereka yang kekurangan di hari senjanya.


1 comment:

Arimbi said...

mangkenyong. kalo menurut gua, daripada kita upacara sejam tiap minggu gak ada yg merhatiin gak khidmat buang2 waktu ga dapet apa2, mending waktunya itu dipake bwat 'mengenal budaya bangsa'. jd sesekolah nonton video ttg budaya bangsa, any kind of it. misalnya minggu ini topiknya 'budaya makassar' dgn hal2 yg khas makassar. i mean, kita ini suka tereak2 orang lain meng klaim budaya kita padahal kta ga bener2 tw ttg budaya kita sendiri. trus abis nonton brg itu baru diadain doa bersama mengenang jasa pahlawan. lbh bermanfaat gtu kan? daripada lo formalitas ikut upacara bendera tanpa meresapi maknanya?