Di sebuah tepian sungai
Tumbuh perdu-perdu dengan bunga berwarna merah jambon
Ada seorang gadis yang suka meniup daun-daunnya dengan di katupkan diantara bibirnya
Daun itu menciptakan sebuah melodi
Lain hari
Seorang pemuda dengan penuh amarah mencabuti perdu-perdu itu
Tak disisakan barang sedikit
Lain hari
Seorang kakek menaburkan benih
Dengan diiringi senandungnya yang lirih, benih-benih itu tumbuh
Lain hari
Seekor musang liar mengencingi perdu baru itu
Bunganya yang berwarna merah jambon seketika berubah jadi hitam
Baunya tak karuan
Lain hari
Pemuda pemarah yang waktu itu datang membawa gadisnya
Diajarkannya meniup daun
Daun itu begitu bau
Busuk sekali
Daunya tak mau berbunyi
Lain hari
Gadis peniup daun menemukan perdunya berubah
Ia menangis
Tetes tangisnya membuat langit ikut bersedih
Seketika hujan turun
Dan perdu itu kembali seperti semula
Lain hari
Kakek membawa nenek kesana
Mereka bertamasya
Nenek bahagia disaat-saat terakhirnya
Nenek meninggal disana
Kakek menangis tersedu
Diputuskannya nenek akan dikubur dekat perdu kesayangannya
Lain hari
Si gadis memetik daun
Di setiap nadanya ada pesan rindu dari nenek
Seketika gadis itu menangis
Lain hari
Kakek datang berziarah
Bersamanya seorang pemuda tampan
Cucunya dari desa lain
Cucu kesayangan nenek
Lain hari
Gadis itu kesana dan bertemu seorang pemuda
Cucu nenek yang tampan sedang berziarah
Gadis itu meniup daun perdu
Pemuda itu terperangah
Jatuh hati kepada gadis peniup daun
Lain hari
Mereka menikah
Kakek bahagia, telah bertambah anggota keluarganya
Gadis dan pemuda itu bahagia
Begitu pula dengan perdu berbunga merah jambon
Monday, May 25, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment