Saturday, January 2, 2010

2010

Woohoo

Sekarang sudah 2010, kawan-kawan. Tahun ini umur saya 20. Kamu tahu bagaimana saya melewatkan malam tahun baru saya? Bukan di rumah seperti tahun-tahun lalu. Tapi di Kosan. Bukan di Jakarta yang nyaman dengan keluarga tersayang serta makanan-makanan enak. Tapi di Bandung dengan gak punya persediaan makanan, hanya soyjoy, silverqueen bites, dan buavita orange (itu juga belinya di minimarket seberang komplek kosan, namanya RDN). Sebenernya saya beli makan malam, berupa mie goreng pinggir jalan depan komplek, tapi entah kenapa males makan malam itu.

Hari itu, paginya sepupu-sepupu saya yang sedang bertandang ke Bandung pengen diajak main, sudahlah saya ajak mereka ke kebun binatang Bandung yang deket kampus. Caca dan Kayla terlihat begitu senang :) Saya tunjukan hamster seukuran kambing kepada mereka, yak betul itu adalah KAPIBARA. Sebenernya mereka ke Bandung bukan gak beralasan, Mama, Papa, Raihan, Tante, Om, Caca dan Kayla mau liat pameran saya yang waktu itu. Kami kesana, Caca seneng banget, seharian dipegangnya tangan saya, "Aku mau di sebelah Teteh..". Lalu mereka pulang ke Jakarta dan saya ke kampus.


Saya pulang ke kosan cukup malam. Saya pulang dari kampus setelah habis bikin tugas kertas seni di studio lukis, sendirian, dari siang. Hello, it's a holiday. Jarang banget yang ke kampus. Tapi mau bagaimana lagi, it's a must. Akhirnya saya memutuskan pulang juga karena temen saya si Ganjar yang lagi bikin lukisan untuk mata kuliah seni lukis pilihan mau pulang. Studio Lukis serem cing! Masa saya mesti ketakutan sendirian.

Pulang naik angkot, Dago merayap. Di angkot ada seorang bapak bersama istri dan anak laki-lakinya yang masih kecil. Anaknya minta dibelikan terompet dari penjaja di lampu merah. Harganya hanya 6000 rupiah, namun sang bapak berpikiran itu terlalu mahal. Si anak memintanya lagi, lalu ibunya dengan logat Sunda yang kental berkata, " Udah atuh pak, dibelikan sajah..". Si Anaknya pun tersenyum sambil meniup terompet barunya. Mereka hidup pas-pasan sepertinya tapi bahagia kan kalau merayakannya bersama keluarga? Bahkan hanya di dalam angkot di tengah kemacetan.

Sesampainya di kosan, saya tertidur pulas, hari ini terasa melelahkan sekali, sama seperti hari-hari kuliah biasa, tidak seperti hari libur. Yak saya tidur, dan tiba-tiba terbangun dengan TV yang masih menyala.. Artis di tv memulai hitungan mundur. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1. Selamat Tahun Baru 2010! Letupan kembang api terdengar bak bom molotov. Pasti langit Bandung jadi bagus, tapi bahkan saya terlalu lemas untuk berjingkat keluar dan melihatnya.


2009 ini bagi saya berarti banyak sekali, bukan lagi mahasiswa tingkat 1 yang harus pintar-pintar bagi waktu untuk akademik dan non-akademik. Mahasiswa tingkat 1 yang harus selalu berada dalam kelompok besar, komunitas, dll. Tapi menjadi mahasiswa tingkat 2 yang cukup soliter dan senantiasa mengerjakan karya. Gak sempet deh mikirin punya pacar kayak resolusi tahun lalu. Tapi ya memang belum saatnya.

Terimakasih 2009 mengajarkan saya bahwa semakin lama saya semakin dewasa, banyak hal yang harus saya tanggung sendiri. Bersama keluarga di hari gembira memang akan sangat menyenangkan, tapi sendirian dan tahu yang kamu lakukan ini adalah bentuk tanggung jawab kepada mereka adalah pelajaran baru dalam hidup.

Terimakasih 2009 untuk membuat saya menjadi orang yang mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Saya sering menghadapinya sendiri, saya tidak ingin merepotkan yang jauh di Jakarta. Saya sadar ini adalah pembelajaran kemandirian untuk mahasiswa tingkat 2.

Saya mau bersama mereka, tapi apa mau dikata. Kita semakin dewasa dan sadar kalau kita harus sendiri menghadapi hidup kan? Dan mereka adalah tempat untuk selalu berpulang dengan tangan terbuka untuk kita yang berpeluh lelah. Hidup semakin rumit, pilihan hidup menggiring kita kepada kemandirian. Pilihan hidup membuat saya sadar akan tantangan di depan tidak akan cukup dilawan hanya dengan perbekalan pas-pasan, namun juga pengorbanan untuk kesenangan.

Heavy New Year!