Ini udah lama banget.. kira-kira waktu masih bulan September lah..
Jadi gini, saya pindah ke Bandung taanpa pamit ke pusara eyang putri saya (saya menyebutnya eyang Mia, bisa di baca di posting-posting sebelumnya). Entah kenapa, semenjak saya pindah ke Bandung, saya seakan-akan melupakan beliau. Bahkan lupa untuk mendoakan beliau. Entah kenapa, waktu itu sepertinya sangat sempit, sampa-sampai saya hanya bisa mendoakan diri saya dan orang tua saya saja.
Malam itu, teman saya Ghina, lagi menginap dikosan saya. Saya begadang untuk membuat tugas nirmana 3d kertas. Tiba-tiba saya tertidur sejenak, begitu saja. Saya bermimpi. Di dalam mimpi saya itu, saya melihat kakek saya sedang duduk sambil menggambar, entah dengan pensil atau charcoal saya lupa. Di gambar-gambar itu, nampak ruangan-ruangan yang besar dan bagus. Dan di salah semua gambar itu ada sosok nenek saya. Lalu di mimpi saya itu, saya bertanya kepada kakek saya,"Eyang kung, kenapa gambar Mia?". Lalu eyang saya berkata, "Eyang lagi kangen".
Saya langsung terbangun, terus langsung menangis. Si Ghina langsung bingung dan kaget. Saya sadar, beliau kangen sama saya. Sampai-sampai, ia datang ke mimpi saya dengan wujud gambar, satu-satu nya hal yang saya anggap penting saat itu. Ia ingin saya ingat kepadanya, ingat mendoakannya, ingat akan janji saya yang terakhir kepada-nya yang terakhir kali itu. Saya janji akan bikin dia bangga.
Kalau ada orang yang paling senang saya masuk ITB, kalau ada orang yang paling bangga saya masuk ITB, itu pasti nenek saya. Kalau dia masih ada, pasti saya jadi topik pembicaraan dia sehari-hari dengan sesama teman joggingnya. Kalau dia masih ada, dia pasti akan menengok saya terus di Bandung.
Saya merasa malu dengan kealphaan saya.
maaf, ya, eyang.
Jadi gini, saya pindah ke Bandung taanpa pamit ke pusara eyang putri saya (saya menyebutnya eyang Mia, bisa di baca di posting-posting sebelumnya). Entah kenapa, semenjak saya pindah ke Bandung, saya seakan-akan melupakan beliau. Bahkan lupa untuk mendoakan beliau. Entah kenapa, waktu itu sepertinya sangat sempit, sampa-sampai saya hanya bisa mendoakan diri saya dan orang tua saya saja.
Malam itu, teman saya Ghina, lagi menginap dikosan saya. Saya begadang untuk membuat tugas nirmana 3d kertas. Tiba-tiba saya tertidur sejenak, begitu saja. Saya bermimpi. Di dalam mimpi saya itu, saya melihat kakek saya sedang duduk sambil menggambar, entah dengan pensil atau charcoal saya lupa. Di gambar-gambar itu, nampak ruangan-ruangan yang besar dan bagus. Dan di salah semua gambar itu ada sosok nenek saya. Lalu di mimpi saya itu, saya bertanya kepada kakek saya,"Eyang kung, kenapa gambar Mia?". Lalu eyang saya berkata, "Eyang lagi kangen".
Saya langsung terbangun, terus langsung menangis. Si Ghina langsung bingung dan kaget. Saya sadar, beliau kangen sama saya. Sampai-sampai, ia datang ke mimpi saya dengan wujud gambar, satu-satu nya hal yang saya anggap penting saat itu. Ia ingin saya ingat kepadanya, ingat mendoakannya, ingat akan janji saya yang terakhir kepada-nya yang terakhir kali itu. Saya janji akan bikin dia bangga.
Kalau ada orang yang paling senang saya masuk ITB, kalau ada orang yang paling bangga saya masuk ITB, itu pasti nenek saya. Kalau dia masih ada, pasti saya jadi topik pembicaraan dia sehari-hari dengan sesama teman joggingnya. Kalau dia masih ada, dia pasti akan menengok saya terus di Bandung.
Saya merasa malu dengan kealphaan saya.
maaf, ya, eyang.
No comments:
Post a Comment